MAKASSAR, UNHAS.TV-
Mark Zuckerberg adalah Chief Executive Officer (CEO) Meta Platforms Inc.,
perusahaan yang berada di balik Facebook, Instagram, Threads, WhatsApp, Meta
Quest, kacamata pintar Ray-Ban Meta, kacamata realitas tertambah Orion, serta
berbagai platform digital, perangkat, dan layanan lainnya, mengakui bahwa
lembaga Amerika, termasuk CIA (Central Intelligence Agency), bisa menyusup ke akun pengguna WhatsApp dan
membaca pesan mereka. Hal ini berarti sistem enkripsi WhatsApp, yang dianggap
aman, ternyata bisa ditembus.
Dalam
wawancaranya di podcast The Joe Rogan Experience pada Jumat lalu, Zuckerberg
menyebut bahwa meskipun enkripsi WhatsApp mencegah Meta mengakses konten pesan,
enkripsi tersebut tidak bisa menghentikan pihak lain untuk mengakses data di
ponsel pengguna.
Pernyataan ini
muncul setelah Joe Rogan menanyakan tentang kasus Tucker Carlson, seorang
pembawa acara terkenal di AS, yang mengalami kesulitan selama tiga tahun untuk
mewawancarai Presiden Rusia, Vladimir Putin. Tucker menuduh lembaga seperti NSA
(Badan Keamanan Nasional) dan CIA memata-matainya dengan melacak pesan dan
emailnya, bahkan membocorkan rencananya ke media lain. Akibatnya, pejabat Rusia
enggan berbicara dengan Carlson karena khawatir informasi mereka bocor.
Rogan lalu
bertanya pada Zuckerberg bagaimana hal ini bisa terjadi, padahal enkripsi dan
aturan keamanan di media sosial seharusnya melindungi data pengguna.
Zuckerberg
menjawab bahwa sistem enkripsi WhatsApp sangat kuat, bahkan Meta sendiri tidak
bisa melihat isi pesan pengguna. "Bahkan jika server Meta diretas, pelaku
tidak akan bisa mengakses data pribadi pengguna," ujarnya. Ia juga
menyebut aplikasi Signal, yang digunakan Carlson, memiliki enkripsi serupa.
Namun,
Zuckerberg menjelaskan bahwa enkripsi tersebut tidak melindungi data yang
tersimpan di ponsel pengguna. "Mereka bisa mengakses ponsel Anda,"
tegasnya.
Artinya,
meskipun pesan Anda terenkripsi, perangkat ponsel masih bisa dimata-matai.
Zuckerberg juga menyinggung malware seperti Pegasus, yang dikembangkan oleh
perusahaan Israel NSO. Malware ini dapat secara diam-diam diinstal di ponsel
untuk memata-matai data pribadi pengguna.
Selama beberapa
tahun terakhir, lembaga keamanan Amerika seperti CIA dan FBI mengklaim bahwa
sistem enkripsi di aplikasi pesan menghambat upaya mereka melawan kejahatan
terorganisir dan terorisme.
Pernyataan Zuckerberg muncul di tengah
perdebatan yang sedang berlangsung tentang privasi digital dan pengawasan
pemerintah. Meskipun enkripsi end-to-end dianggap melindungi data pengguna,
lembaga seperti CIA dan FBI berpendapat bahwa enkripsi ini dapat menghambat
upaya untuk memerangi kejahatan dan terorisme.
Dokumen pelatihan FBI tahun 2021
mengungkapkan bahwa penegak hukum AS dapat memperoleh akses terbatas ke pesan
terenkripsi dari layanan seperti iMessage, Line, dan WhatsApp, tetapi tidak
dari platform seperti Signal, Telegram, Threema, Viber, WeChat, atau Wickr.
Selain itu, meskipun pesan terenkripsi tidak dapat disadap selama transmisi,
laporan menunjukkan bahwa cadangan pesan yang disimpan di layanan cloud dapat
diakses oleh penegak hukum jika kunci enkripsi terlampir.(*)