Budaya

Ambo Sooloh: Pemimpin Bugis-Melayu Asal Belawa Wajo dan Warisannya di Singapura

Makam Ambo Sooloh di Jalan Kubor, pemakaman Muslim tertua di Singapura, memiliki prasasti dalam Lontara, aksara Bugis, yang melambangkan hubungannya yang abadi dengan akar budayanya.


Penggunaan Lontara yang langka di Singapura menegaskan identitas khas Bugis, meskipun mereka terintegrasi ke dalam komunitas Melayu-Muslim yang lebih luas.

Warisan dan Dampak

Kontribusi Ambo Sooloh meninggalkan jejak abadi di Singapura. Utusan Melayu menjadi tonggak jurnalisme Melayu, memperkuat suara komunitas selama periode transformasi. Kepemimpinannya di KMS dan Dewan Legislatif memajukan kesejahteraan Melayu, sementara filantropinya mempererat ikatan komunitas melalui olahraga dan pendidikan.

Warisan Bugisnya, dengan penekanan pada perdagangan, kepemimpinan, dan tanggung jawab sosial, memungkinkannya menjembatani dunia budaya dan kolonial, memupuk persatuan di antara penduduk Melayu-Muslim Singapura yang beragam.

Meskipun komunitas Bugis di Singapura, yang diperkirakan berjumlah 11.000 hingga 97.000 pada awal abad ke-21, sering dianggap sebagai bagian dari kelompok Melayu-Muslim yang lebih besar, tokoh seperti Ambo Sooloh menyoroti kontribusi khas mereka.

Warisannya juga tercermin dalam keberhasilan keturunan Bugis lainnya di Singapura dan Malaysia, seperti pemenang Singapore Idol Taufik Batisah dan Hady Mirza, serta pemimpin Malaysia seperti mantan Perdana Menteri Najib Razak.

Ambo Sooloh meninggal dunia pada tahun 1963 di usia 72 tahun dan dimakamkan di dekat ayahnya di Jalan Kubor.

Dua tahun kemudian, Rumah Besar dihancurkan, menandai akhir sebuah era. Namun, pengaruhnya tetap hidup dalam lanskap budaya dan sejarah Singapura, diwujudkan dalam institusi seperti Utusan Melayu dan semangat kewirausahaan serta ketahanan komunitas Bugis.

Kesimpulan

Kehidupan Haji Ambo Sooloh mencontohkan warisan Bugis dalam kehebatan maritim, kepemimpinan, dan pelayanan komunitas.

Sebagai pengusaha, filantropis, dan advokat, ia memanfaatkan warisan Bugisnya untuk memajukan komunitas Melayu-Muslim Singapura, meninggalkan warisan yang masih bergema hingga kini.

Kisahnya adalah bukti pengaruh abadi masyarakat Bugis, yang semangat pelaut dan kekayaan budayanya membantu membentuk Singapura sebagai pusat multikultural yang dinamis.

Sumber:  

  1. National Library Board, Singapura: Artikel Infopedia tentang Haji Ambo Sooloh dan komunitas Bugis.  
  2. Entri Wikipedia tentang Ambo Sooloh dan masyarakat Bugis.  
  3. Must Share News: “7 Fakta Tentang Orang Bugis.”  
  4. The Singapore LGBT Encyclopaedia Wiki: Komunitas Bugis.  
  5. Friendly Borders: “Orang Bugis dari Sulawesi Selatan.”
  6. Haji Ambo Sooloh, https://www.nlb.gov.sg/main/article-detail?cmsuuid=9fe67f92-4cbf-49b3-a922-1e5ea14bf548
  7. Singapore Heritage Society: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=2042257732483583&id=145479398828102&set=a.2042257055816984