Mahasiswa
Terkini

Aqua4Desa, Inovasi dari Mahasiswa Unhas untuk Pertanian Modern

MAKASSAR, UNHAS.TV - Mahasiswa dari Society of Renewable Energy (SRE) Universitas Hasanuddin berhasil menciptakan inovasi baru bernama Aqua4Desa yang berfokus pada pertanian modern. 

Inovasi yang menggunakan teknologi Internet of Things (IoT) dan metode pertanian aeroponik ini diyakini dapat meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya di Desa Sokkolia, Kecamatan Bontomarannnu, Kabupaten Gowa, tempat teknologi ini diterapkan.

Proyek Aqua4Desa merupakan bagian dari program Innovillage yang diselenggarakan oleh Telkom Indonesia, bertujuan meningkatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di desa tersebut, terutama dalam budidaya jamur. Innovillage adalah kompetisi tahunan yang melibatkan mahasiswa dari seluruh Indonesia.

Adib, salah satu penggagas Aqua4Desa, menjelaskan, "Kami menciptakan sistem penyiraman jamur otomatis dan aeroponik dengan menggunakan energi baru yang terbarukan.” 

Fajar, rekan Adib, menambahkan, "Kami memilih Desa Sokkolia karena letaknya yang dekat dengan fakultas kami (Fakultas Teknik Unhas). Setelah berdiskusi dengan mitra di desa, kami mengetahui bahwa mereka mengalami kesulitan dalam sistem penyiraman jamur dan ingin mengubah metode pertanian konvensional menjadi lebih modern."

Aqua4Desa menerapkan dua teknologi utama: sistem penyiraman otomatis untuk kumbung jamur dan sistem pertanian modern yaitu aeroponik. 

Fajar menjelaskan, sistem penyiraman jamur menggunakan teknologi IoT yang memungkinkan petani mengontrol penyiraman melalui ponsel mereka. "Teknologi aeroponik ini masih jarang di Indonesia dan kami ingin mengenalkan metode pertanian yang lebih efisien dalam penggunaan ruang," tambahnya.

Inovasi ini juga memberikan manfaat lain, seperti pendidikan masyarakat tentang pengelolaan jamur dan teknik pertanian modern. Namun, tim penggagas menghadapi beberapa tantangan dalam implementasi Aqua4Desa. 

Adib menyebutkan, tantangan utama berasal dari lokasi yang jauh, yang menyulitkan pengiriman bahan. Selain itu, teknologi yang mereka terapkan belum sepenuhnya akrab bagi masyarakat desa."

Mereka juga harus mengatur waktu di tengah kesibukan sebagai mahasiswa, menghadapi berbagai kegiatan laboratorium dan tugas kuliah. 

"Kami harus pandai mengelola waktu agar dapat menjalankan proyek ini dengan baik," ungkap Adib.

Pada kompetisi ini, tim SRE Unhas berhasil mendapatkan dana sebesar 16 juta rupiah untuk proyek yang berlangsung selama 60 hari, dengan pelaporan awal, tengah, dan akhir.

Aqua4Desa adalah inovasi yang menggabungkan teknologi canggih dengan kebutuhan nyata masyarakat Desa Sokkolia, mulai dari sistem penyiraman otomatis yang mampu mengatur kelembapan sesuai kebutuhan, hingga teknologi aeroponik yang memungkinkan pertumbuhan tanaman tanpa tanah dan pemanfaatan air yang efisien.

Fajar mengajak generasi muda untuk terus menerapkan energi terbarukan dalam kehidupan sehari-hari. "Kondisi lingkungan saat ini sangat memprihatinkan akibat emisi karbon yang berlebihan. Kami ingin mengajak masyarakat, terutama generasi muda, untuk menjaga lingkungan dengan menggunakan energi baru terbarukan," katanya.

Adib menambahkan, "Iklim adalah masalah besar yang kita hadapi. Jika kita tidak bertindak, kita akan merasakan akibatnya. Kami harus memanfaatkan potensi energi baru terbarukan dan menerapkan inovasi untuk solusi yang berkelanjutan."

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, mahasiswa SRE Unhas berharap Aqua4Desa dapat menjadi langkah awal untuk memajukan pertanian modern di Indonesia.(*)

Andrea Ririn Karina / Unhas TV