MAKASSAR, UNHAS.TV - Asam Oksalat (Oxalid Acid) atau asam etadioat, mungkin jarang terdengar. Padahal zat ini banyak terkandung di dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Asam Oksalat bisa ditemukan di bayam, ubi, kentang, kacang tanah, okra, kacang mete, belimbing, alpukat, jeruk, anggur, kurma, kakao, daun stevia, dan teh.
Asam Oksalat ini gampang membentuk ikatan dengan mineral dan membentuk senyawa lain. Jika terikat dengan kalsium, membentuk senyawa kalsium oksalat. Jika terikat dengan zat besi, membentuk besi oksalat.
Pada kadar yang sangat rendah, asam oksalat ini tidak berbahaya di dalam tubuh. Zat ini bisa terbuang secara alami melalui tinja atau urine.
Namun, pada kadar yang lebih tinggi, Asam Oksalat bisa menimbulkan dampak buruk dalam berbagai berntuk. Jika terbentuk dengan kalsium, misalnya minum es teh dalam jumlah berlebih, maka akan membentuk kristal yang dapat menumpuk dan menjadi batu ginjal.
Menurut Kepala Prodi Magister Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (Unhas), ia menyarankan untuk mengurangi konsumsi es teh agar kandungan asam oksalat tidak berlebih.
Mereka yang memiliki riwayat batu ginjal atau masalah pencernaan, sebaiknya tidak minum teh berlebihan. Batu ginjal ini dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat, infeksi, dan bahkan kerusakan permanen pada ginjal jika tidak ditangani dengan baik.
"Tiap orang punya respon yang berbeda-beda, ada yang peka dengan zat tertentu, ada pula yang tidak peka. Namun, pada akhirnya, konsumsi teh tetap harus dijaga," ujarnya.
Asam Oksalat pada teh punya kemampuan mengikat kalsium dan ini bisa menganggu penyerapan kalsium dalam tubuh. Asam oksalat di dalam tubuh bisa menimbulkan efek interaksi obat. Penumpukan asam oksalat bisa menganggu efektivitas pengobatan terhadap penyakit tertentu.
Beberapa obat yang dapat berinteraksi dengan asam oksalat adalah acyclovir, aspirin, cimetidine, dan pantoprazole. Sedangkan interaksi asam oksalat dengan antibiotik seperti cefadroxil dan tetracycline.(*)