Mahasiswa

Bayar UKT dari Juara Lomba, Potret Asri Penerima Beasiswa KIP Kuliah Unhas


Masalah baru setelah lulus kuliah di Unhas, sudah menghadang di depan mata. Ia sempat cemas dengan tingginya biaya Uang Kuliah Tunggu (UKT).

Saat itu, Asri mengandalkan uang dari kemenangan sebagai Duta GenRe Best Advokasi sebesar Rp2 juta untuk membayar UKT pertama sebesar Rp1 juta.

Asri memutuskan tinggal di Makassar sambil menutupi kebutuhan lainnya seperti bekerja part time di sela-sela perkuliahan yang ketat

“Kuliah di Makassar itu betul-betul biaya hidupnya tinggi. Saya dari desa dan hanya diberi Rp300 ribu per bulan. Adanya KIP-K ini sangat membantu saya,” tambahnya. 



LOMBA. Asri menerima hadiah sebagai juara dari lomba yang diikutinya. (dok pribadi)


Kini, Asri menjadi salah seorang penerima manfaat dari beasiswa KIP-K. Ia pun memanfaatkan bantuan pemerintah tersebut dengan membeli kebutuhan perkuliahan yang selama ini tak mampu dibelinya. 

“Alhamdulillah, KIP-K sudah cair. Untuk pertama kali, saya pakai beli laptop seken karena jika ada tugas selama ini saya selalu pinjam punya teman atau pakai komputer di perpustakaan FEB,” ungkapnya penuh rasa syukur kepada Humas Unhas, Sabtu (14/12/2024).

Ia juga menambahkan, beasiswa KIP-K ini sangat membantu kehidupan perkuliahannya di Makassar. Ia tak perlu memutar otak lagi untuk mencari biaya UKT dan biaya tempat tinggal serta kebutuhan kuliah lainnya bisa tercukupi dengan KIP-K.

Asri pun kini bisa fokus dengan pendidikannya sembari tetap mengasah soft skill di lembaga mahasiswa. Ia aktif di UKM LeDHak (Lembaga Dialektika Haluan Kebangsaan) Unhas dan KSEI FoSEI (Forum Studi Ekonomi Islam) FEB. 

Dengan kerja keras dan doa yang tak putus, Asri kini telah membuktikan bahwa keterbatasan tidak menjadi penghalang untuk meraih kesuksesan. 

“Setelah kuliah saya berharap dapat bekerja di perusahaan yang ada di Kalimantan, tempat ayah saya bekerja. Ini untuk membuktikan bahwa saya bisa, karena ayah saya sewaktu SMP melarang saya melanjutkan pendidikan. Ia menyuruh saya langsung bekerja jadi buruh di perusahaan tersebut,” tutupnya penuh semangat.

“Saya ingin membuktikan bahwa saya bisa berdiri di atas kaki saya sendiri.” Kalimat penuh semangat ini menjadi landasan perjuangan Asri di tengah keterbatasan hidup.

Kisah Asri menjadi bukti nyata bahwa perjuangan, tekad, dan semangat pantang menyerah mampu mengubah keterbatasan menjadi jalan menuju mimpi. (*)