UNHAS.TV - Investasi kini menjadi bagian dari gaya hidup generasi muda. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor di pasar modal Indonesia mencapai 14,21 juta per Oktober 2024.
Yang menarik, 55,07% dari total investor itu merupakan generasi muda berusia di bawah 30 tahun. Lonjakan signifikan ini menunjukkan kesadaran finansial yang meningkat, namun juga menimbulkan risiko baru: euforia investasi yang tak dibarengi pemahaman mendalam.
Di tengah tren ini, muncul peran penting keilmuan aktuaria sebagai landasan dalam pengelolaan risiko keuangan yang lebih objektif dan terukur.
Menurut Dosen Ilmu Aktuaria FMIPA Universitas Hasanuddin, Dr Amran SSi MSi, banyak generasi muda yang tergiur dengan iming-iming keuntungan investasi tanpa memahami seluk-beluk risikonya.
“Kebanyakan masih ikut-ikutan, karena melihat teman sukses. Sayangnya, mereka tidak tahu bahwa setiap keuntungan tinggi pasti punya risiko tinggi pula,” ujarnya.
Amran menekankan pentingnya literasi risiko keuangan sejak dini. Ia menyebut bahwa ilmu aktuaria dapat menjadi alat bantu penting bagi investor pemula agar tidak hanya menanam modal secara emosional, tetapi berdasarkan pertimbangan matematis dan statistik yang kuat.
Salah satu kontribusi signifikan dari tim Ilmu Aktuaria Unhas adalah pengembangan metode kuantitatif berbasis transformasi Hilbert untuk pengukuran risiko investasi.
Transformasi Hilbert merupakan teknik dalam analisis sinyal yang diaplikasikan untuk mengekstrak karakteristik tersembunyi dari data keuangan, terutama data historis pergerakan harga saham atau reksa dana.
Data pasar modal bersifat fluktuatif dan dinamis, sehingga butuh pendekatan nonlinier dan kompleks untuk mendapatkan gambaran risiko yang lebih akurat.
“Kami mencoba menerapkan transformasi Hilbert sebagai alat untuk membaca 'sinyal pasar' secara lebih dalam,” jelas Amran.
“Tujuannya adalah untuk mengukur volatilitas dan risiko dengan pendekatan yang lebih presisi dibanding metode konvensional.”
Untuk menguji efektivitasnya, tim membandingkan metode ini dengan metode lain seperti moving average dan exponential smoothing.
Indikator Sharpe Ratio
>> Baca Selanjutnya