Ekonomi
Unhas Speak Up

BPI Danantara: Langkah Besar Indonesia Menuju Investasi Berkelanjutan di Era Prabowo

MAKASSAR, UNHAS.TV – Indonesia menorehkan langkah strategis dalam sektor investasi dengan peluncuran Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Lembaga ini diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 24 Februari 2025 dan digadang-gadang menjadi pilar baru dalam mengelola dana investasi nasional secara profesional dan berkelanjutan.

Pembentukan BPI Danantara tidak sekadar hadir sebagai tambahan dalam ekosistem ekonomi nasional, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam optimalisasi pengelolaan investasi di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Dengan mekanisme yang lebih fleksibel, lembaga ini diharapkan mampu menarik lebih banyak investor, termasuk dari Timur Tengah, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dengan mekanisme ini, BPI Danantara dapat mengakses pendanaan dari berbagai sumber, termasuk investasi luar negeri seperti dari negara-negara di Timur Tengah.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Hasanuddin, Dr. Andi Nur Baumasseppe Mappanyompa, SE., MM, menjelaskan bahwa BPI Danantara memiliki kesamaan dengan Temasek, holding perusahaan yang dibentuk oleh pemerintah Singapura untuk mengelola aset negara. 

Andi Nur menilai bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk menyaingi keberhasilan Temasek. Namun, ia mengingatkan bahwa tantangan terbesar adalah meminimalisir risiko agar lembaga ini tidak berakhir sebagai investasi bodong.

“Dubai dan Singapura telah memiliki lembaga investasi, sehingga Indonesia juga perlu memiliki lembaga serupa. Namun, penting untuk memastikan bahwa risiko investasi dapat ditekan sekecil mungkin,” ujar Andi Nur dalam program Unhas Speak Up, Selasa (11/3/2025).

Menurutnya, potensi Indonesia untuk menyaingi Temasek cukup besar, asalkan BPI Danantara memiliki tiga elemen utama, yaitu sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, regulasi yang jelas untuk mengatur tata kelola investasi, serta transparansi dalam pengelolaan dana.

“Investasi selalu memiliki risiko, baik material maupun non-material. Oleh karena itu, kita tidak boleh menaruh telur dalam satu keranjang. Jika BPI Danantara hanya berinvestasi di BUMN tanpa diversifikasi, maka risikonya akan sangat besar,” tambahnya.


Diversifikasi Investasi untuk Keberlanjutan

>> Baca Selanjutnya