MAKASSAR, UNHAS.TV - Peristiwa mobil Cybertruck yang meledak di depan Trump International Hotel di Las Vegas, Amerika Serikat, Rabu (1/1/2024) pagi, masih terus diselidiki oleh pihak keamanan, khususnya FBI, untuk mencari kemungkinan apakah kejadian ini terkait dengan tindakan terorisme.
Peristiwa ini pun mendapat perhatian dari Presiden AS Joe Biden karena beberapa jam sebelumnya di New Orleans, terjadi serangan terhadap warga sipil yang merayakan Tahun Baru 2025.
FBI menyebut nama Matthew Livelsberger sebagai pengemudi mobil itu. Matthew tewas di tempat akibat ledakan itu dan tujuh warga lainnya terluka.
BACA
Sudah 15 Tewas Akibat Serangan di New Orleans, Pelaku Mantan Tentara
Jeremy Schwartz menyebut, mobil itu berhenti di depan hotel tepat pukul 8:40 waktu setempat. Di bagian bak mobil berisi sejumlah kembang api dan jeriken bensin serta alat pengatur peledakan.
Dari rekaman kamera pengawas hotel menunjukkan, sesaat setelah mobil itu berhenti, muncul asap yang kemudian disertai dengan ledakan keras.
Namun, ledakan itu tidak memberi dampak kerusakan berarti pada dinding kaca hotel dan bagian hotel yang dikelola perusahaan milik presiden terpilih, Donald Trump.
"Cybertruck kuat menahan gempuran ledakan sehingga kaca hotel tidak ikut pecah," kata Sheriff Las Vegas Kevin McMahill.
Pemilik perusahaan Tesla yang memproduksi Cybertruck itu berkomentar tentang kejadian itu. "Si Kepala Batu itu salah pilih kendaraan untuk diledakkan," tulisnya di akun X.
Wakil Kepala Eksekutif Eric Trump mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada petugas keamanan dan petugas pemadam kebakaran yang cepat bekerja sehingga mampu memberi rasa tenang kepada tamu-tamu hotel.(*)