Unhas Story

Dari Agribisnis ke Dunia Konten, Perjalanan Andi Sophie Shalsarani Menaklukkan Ruang Digital

UNHAS.TV - Di layar ponsel, suara bening perempuan muda itu mengalun. Kalimat demi kalimat keluar tanpa terbata, nada suaranya hangat, mengajak, sekaligus meyakinkan.

Di balik rekaman itu, ada sosok yang tak pernah membayangkan dirinya akan menjadi bagian dari industri kreatif digital. Apalagi menengok pendidikannya dari jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.

Namanya Andi Sophie Shalsarani. Mahasiswi angkatan 2021 itu kini lebih dikenal sebagai content creator dengan spesialisasi voice over dan public speaking. “Awalnya nggak pernah kepikiran,” katanya sambil tertawa kecil. “Saya ini dulunya pengin masuk Ilmu Komunikasi. Eh, malah terdampar di Agribisnis.”

Terdampar bukan berarti tenggelam. Bagi Sofi, jalur hidup sering kali membuka ruang yang tak terduga. Di bangku SMA jurusan IPA, ia mendapat kesempatan emas masuk kampus negeri lewat jalur SNMPTN. “Sayang kalau dilepas,” ujarnya.

Setelah diskusi kilat dengan sang ayah, pilihannya jatuh pada Agribisnis, jurusan yang awalnya ia sangka hanya berkutat pada pertanian, cangkul, dan sawah. “Ternyata luas banget. Ada sosial, ada ekonomi. Jadi lebih fleksibel,” tuturnya.

Semua berawal dari tahun 2022, saat Sofi duduk di semester tiga, Sofi menjalani magang di sebuah BUMN sektor pertanian di Makassar.

Di sanalah percikan pertamanya muncul. Seorang karyawan mengajaknya menjadi talent dalam konten video internal. “Dari situ baru kerasa, ternyata aku cocok di depan kamera,” katanya.

Yang menarik, perangkat yang ia gunakan saat itu bukan miliknya. Ponselnya tak cukup mumpuni untuk produksi video. “Pinjam punya sahabat. Thanks to her,” kenangnya.

Dari hanya meminjam perangkat, Sofi terus berlatih, mengedit, mengisi suara, hingga akhirnya mampu membeli peralatan sendiri.

Konten pertamanya sederhana: cuplikan dirinya saat menjadi MC, diberi teks dan potongan kata-kata motivasi. Tak disangka, sambutan positif mulai berdatangan.

Menembus FYP dan Rasa Percaya Diri

Sofi tak menutup latar belakang akademiknya. Meski dunia yang digelutinya sekarang jauh dari pertanian, ia kerap menyelipkan identitasnya sebagai alumni Fakultas Pertanian.

“Banyak yang mengira aku anak Ilmu Komunikasi atau Hubungan Internasional,” ujarnya sambil tersenyum. “Makanya kadang di video aku bilang, ‘Saya ini lulusan Sarjana Pertanian, lho.’”

Perjalanan di dunia digital tak selalu mulus. Komentar miring sempat membuatnya goyah, dari yang meragukan kemampuannya hingga mempertanyakan relevansi latar belakangnya.

Namun dukungan orang tua, teman, dan lingkungan membentuk perisai. “Kuncinya filter komentar. Kalau ada kritik membangun, ambil. Kalau cuma nyinyir, ya buang,” katanya.

Salah satu momen yang memperkuat rasa percaya dirinya terjadi saat Kuliah Kerja Nyata (KKN). Berkolaborasi dengan akun resmi Hasanuddin University, video dokumentasi KKN itu menembus ratusan ribu penonton di Instagram. “Itu pertama kali FYP,” kenangnya.

Dalam tiga tahun menekuni dunia konten, Sofi mengakui pernah dilanda jenuh. Bahkan, pernah sebulan penuh ia hanya mengunggah story tanpa konten di feed.

“Kalau sudah jenuh, biasanya aku scroll kreator lain. Lihat yang bikin semangat, terus bilang ke diri sendiri, ‘Kok aku nggak bikin yang kayak gitu ya?’” katanya.

Bagi Sofi, ide adalah bahan bakar. Tapi rasa malas bisa jadi rem yang mematikan. Perbedaan terasa ketika bekerja untuk brand dibanding membuat konten pribadi. “Kalau brand, ada deadline dan brief. Kalau konten pribadi, ya tergantung mood. Tantangannya melawan malas,” ujarnya.

Di awal karier, ia pernah menerima kerja sama tanpa bayaran, hanya barter produk. Kini, ia menangani brand lokal hingga internasional dengan standar eksekusi yang sama. “Nggak pernah kubedakan. Semua kuperlakukan maksimal,” katanya.

Sederhana Tapi Mengena

>> Baca Selanjutnya