Unhas Figure

Dulu Suka Berkelahi, Kini Profesor Siaga Bencana

Di ajang pemilihan DPD Sulsel, Profesor Idrus Paturusi tidak terpilih. Namun namanya terlampau besar jika dibandingkan dengan calon-calon lain. Dia sudah melampaui sejawatnya para dokter sebab telah mendedikasikan dirinya di ruang-ruang kerja kemanusiaan.

Ada banyak atribut yang melekat pada dirinya. Dia seorang professor. Dia seorang dokter. Dia seorang relawan kemanusiaan. Dia juga mantan Rektor Universitas Hasanuddin, perguruan tinggi terbesar di Kawasan timur Indonesia.

Di masa belajar di SMP Kanisius, Makassar, dia sudah dikenal sebagai orang yang suka berkelahi. Rasa percaya dirinya tumbuh kuat sejak mempelajari empat bela diri. Semasa belajar di SMA Katolik Cenderawasih, hari-harinya adalah kenakalan.

Dia mencari-cari lawan agar bakat berkelahinya tersalurkan. Dia pun pernah bentrok dengan salah satu geng yang cukup ditakuti Kota Makassar hanya gara-gara melarang anggota geng itu masuk ke acara nobar organisasi siswa sekolahnya.

Masa kecil Profesor Idrus Paturusi adalah masa kecil yang penuh gejolak. Barangkali tak ada satu pun guru sekolahnya yang mengira kelak anak yang suka berkelahi itu akan menjadi guru besar bidang kedokteran, serta Rektor Unhas dua periode.

Bahkan saat belum masuk di Fakultas Kedokteran Unhas, namanya sudah dibahas para senior. Sebelum ikut tes masuk, dia pernah menembakkan senapan angin ke salah satu laboratorium Fakultas Kedokteran Unhas hingga kaca-kaca pecah. Semua tahu dia pelakunya.

HALAMAN SELANJUTNYA -->

>> Baca Selanjutnya