
Pencapaian itu membuktikan bahwa program doktor by research FKG Unhas tidak kalah dari universitas luar negeri. Bahkan, kontribusinya menjadikan Unhas salah satu pusat penelitian bedah mulut paling aktif di kawasan Asia Tenggara.
Meski sibuk meneliti, Tajrin tetap menjalankan amanah besar sebagai Direktur RSGM Unhas dan Ketua Pengurus Pusat PABMI (Perhimpunan Ahli Bedah Mulut dan Maksilofasial Indonesia).
BACA: Senyum yang kembali, Bedah Sumbing dan Kualitas Hidup Keluarga di Timur Indonesia
Di bawah kepemimpinannya, RSGM Unhas bertransformasi menjadi rumah sakit pendidikan utama dengan jejaring nasional. “Beliau bukan hanya ilmuwan, tetapi organisator dan inovator layanan kesehatan,” ujar Prof. Ruslin dalam sambutannya.
Sebuah Sidang yang Menggetarkan
Ujian promosi doktor yang berlangsung hampir tiga jam itu menjadi momen emosional. Setelah sesi tanya jawab panjang dan evaluasi tertutup, tim penguji akhirnya kembali ke ruangan. Ketua Sidang berdiri dan mengumumkan hasilnya dengan suara lantang: “Saudara dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan.”

Tepuk tangan kembali menggema. Di barisan tengah, istri dan anak-anak drg. Tajrin menitikkan air mata. Rektor Prof. Jamaluddin Jompa pun angkat bicara.
“Saya sangat bangga. Di tengah tanggung jawab besar memimpin rumah sakit, beliau tetap mampu menghasilkan disertasi monumental dan membawa RSGM Unhas ke level internasional.”
Bagi Tajrin sendiri, gelar doktor bukan akhir perjalanan, melainkan awal tanggung jawab baru. “Ilmu bukan sekadar gelar,” katanya lirih seusai sidang, “tetapi alat untuk memperbaiki sistem dan memberi manfaat nyata bagi pasien dan masyarakat.”
***
Hari beranjak sore ketika para tamu mulai meninggalkan auditorium. Di luar gedung, angin laut Makassar berembus lembut. Tajrin berdiri sejenak di tangga, menatap ke arah kampus yang telah membesarkannya sejak awal karier.
Ia tersenyum, bukan karena euforia gelar baru, tetapi karena kesadaran bahwa perjuangan sesungguhnya baru dimulai: melahirkan generasi dokter gigi yang lebih manusiawi, ilmiah, dan berakar di tanahnya sendiri.
Gadeamus Igitur! Mari Bersuka Cita!