Opini

Jalan Spiritual Partikel Tuhan



 Konsep sejarah partikel Tuhan (Higgs boson), menampilkan momen penting seperti prediksi teoretis Peter Higgs pada 1964, pembangunan Large Hadron Collider (LHC), dan pengumuman penemuannya pada 2012. Credit: https://home.cern.
Konsep sejarah partikel Tuhan (Higgs boson), menampilkan momen penting seperti prediksi teoretis Peter Higgs pada 1964, pembangunan Large Hadron Collider (LHC), dan pengumuman penemuannya pada 2012. Credit: https://home.cern.


Medan Higgs dan Pengaruhnya

Medan Higgs adalah medan kuantum yang ada di seluruh ruang-waktu. Semua partikel fundamental, seperti elektron, kuark, dan boson W/Z, berinteraksi dengan medan ini. Semakin kuat interaksi suatu partikel dengan medan Higgs, semakin besar massanya.

Misalnya: (1) Elektron memiliki massa kecil karena interaksinya dengan medan Higgs relatif lemah, (2) Kuark top memiliki massa besar karena interaksinya sangat kuat, (3) Foton dan gluon tidak berinteraksi dengan medan Higgs, sehingga mereka tidak memiliki massa dan dapat bergerak dengan kecepatan cahaya.

Kaitan dengan Perjalanan Ruhani Rasulullah SAW

Penemuan tentang Higgs Boson dan medan Higgs dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena Isra dan Mikraj yang dialami oleh Rasulullah SAW. Dalam Al-Qur'an, Rasulullah SAW disifati sebagai "Cahaya di atas cahaya" (QS. An-Nur: 35). Dengan demikian, beliau adalah cahaya yang melampaui cahaya.

Karena Rasulullah SAW merupakan Cahaya di atas cahaya, maka beliau tidak terikat oleh medan Higgs Boson, sehingga dapat melesat melebihi kecepatan cahaya. Sebagaimana foton yang tidak dipengaruhi oleh medan Higgs, Rasulullah SAW pun tidak terikat oleh hukum-hukum materialitas biasa. Oleh karena itu, keberadaan beliau tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, melainkan melampaui segala bentuk eksistensi material.

Analogi Medan Higgs dalam Kehidupan Spiritual

Untuk menjelaskan medan Higgs Boson dan pengaruhnya dalam memberikan massa pada partikel, para ilmuwan menggunakan analogi berikut:

Di sebuah pesta, ada seorang satpam yang ingin bergerak dari satu titik ke titik lain di tengah kerumunan. Karena satpam ini tidak dikenal oleh para tamu, ia bisa dengan mudah berjalan tanpa ada yang menghalangi.

Namun, jika yang berjalan adalah seorang selebriti terkenal, maka ia tidak akan bisa bergerak dengan cepat karena banyak orang yang ingin menyapanya, berjabat tangan, atau berfoto bersama. Dengan demikian, pergerakan selebriti ini menjadi lebih lambat dibandingkan satpam tadi.

Analogi ini dapat menggambarkan bagaimana medan Higgs memberikan massa kepada partikel. Partikel yang lebih banyak berinteraksi dengan medan Higgs akan lebih berat, sementara yang tidak berinteraksi akan lebih ringan dan bergerak lebih cepat.

Hal ini juga dapat digunakan untuk menjelaskan perjalanan spiritual. Kaum sufi dan spiritualis sering menghindari keterkenalan agar tidak terikat oleh dunia material.

Dalam kondisi tertentu, mereka bahkan menerapkan malamatiyah (menyembunyikan kebaikan yang dilakukan semaksimal mungkin). Islam juga mengajarkan kita untuk menyembunyikan amal ibadah sunnah, seperti puasa sunnah. Jika seseorang sedang berpuasa sunnah dan ditawari makanan, maka lebih baik ia makan agar tidak terlihat sedang beribadah, sehingga terhindar dari riya'.

Riya' adalah medan materialitas yang sangat kuat, yang dapat mengikat jiwa manusia dan menjebaknya dalam kesombongan duniawi. Oleh karena itu, Allah SWT melarang kita untuk pamer atau riya' dalam ibadah, terutama dalam ibadah sunnah, sebagaimana firman-Nya:

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya’ (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan Hari Akhir..." (QS. Al-Baqarah: 264)

Kesimpulan

Perjalanan spiritual menuju Tuhan, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW, adalah perjalanan meninggalkan medan-medan materialitas, agar dapat melesat menuju Allah dengan cepat dan tanpa hambatan. Seperti foton yang tidak memiliki massa dan dapat bergerak dengan kecepatan cahaya, seorang pencari kebenaran yang melepaskan diri dari keterikatan duniawi akan lebih mudah mencapai kedekatan dengan-Nya.

Penemuan Higgs Boson dalam fisika partikel dapat menjadi analogi menarik bagi perjalanan ruhani. Seperti partikel yang lebih berat karena interaksi dengan medan Higgs, manusia yang terlalu terikat dengan dunia akan sulit mencapai spiritualitas sejati. Sebaliknya, mereka yang membebaskan diri dari belenggu dunia akan lebih mudah melesat menuju Tuhan.



*Penulis adalah Guru Besar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin