Oleh: Yusran Darmawan*
Jika pengganti Shin Tae-Yong gagal membawa Indonesia ke Piala Dunia, maka kecaman akan ditujukan ke Erick Thohir. Dia bisa bernasib seperti Ganjar yang mengecewakan pencinta bola demi dukungan partai politik, lalu kehilangan suara kaum milenial.
Mengganti Shin Tae-yong adalah perjudian besar bagi Erick. Let’s see!
***
PENGUMUMAN itu terasa tiba-tiba. Tiada angin tiada hujan, Shin Tae-yong diumumkan untuk diganti. Media Korea menyebut alasan penggantian ini terasa absurd. Tidak jelas.
Putra Shin Tae-yong yakni Shin Jae-won ikut mencuit di media sosial. Dia mengatakan, "Mari kita lihat sejauh apa kalian bisa berjalan tanpa dia (STY). Dia telah memberikan segalanya untuk Indonesia untuk sampai ke fase ini.”
Benar, Shin Tae-yong telah memberikan segalanya bagi bangsa ini. Dia bisa saja melatih di negara lain, atau klub-klub lain, tapi dia memilih Indonesia. Padahal kerjanya akan lebih berat dari melatih negara lain.
Hanya di Indonesia, pelatih serupa guru yang menghadapi murid-murid nakal. Shin harus mengurusi makanan, kebugaran fisik, hingga hal-hal dasar, seperti passing, umpan, dan operan. Dia tahu pemain Indonesia lemah hal-hal dasar.
Kejujuran Shin mengungkap kelemahan itu memang menyakitkan. Tapi itulah titik berangkat pemain kita. Shin membuat daftar makanan yang tidak sehat. Bahkan dia ikut melatih fisik pemain, hingga perlu mendatangkan seorang pelatih striker.
Dia tidak mengeluh. Justru dari keterbatasan itu, dia menciptakan banyak keajaiban. Shin mengukir banyak sejarah bersama timnas.