Internasional

Krisis Politik di Perancis, Macron akan Tunjuk Perdana Menteri Baru

MAKASSAR, UNHAS.TV - Presiden Perancis Emmanuel Macron akan menunjuk perdana menteri baru dalam beberapa hari mendatang setelah Michel Barnier mengundurkan diri menyusul mosi tidak percaya di parlemen.

Macron tidak memberikan tanda siapa perdana menteri berikutnya. Beberapa nama yang berpeluang yakni Menteri Pertahanan Sébastien Lecornu, Menteri Dalam Negeri Bruno Retailleau, dan mantan calon presiden berhaluan tengah François Bayrou.

Dalam pidatonya sepanjang 10 menit pada Kamis (5/12/2024), Macron menolak tekanan oposisi untuk mundur dan bersumpah tetap memegang jabatannya sepenuhnya sampai akhir mandatnya pada tahun 2027.

Macron berterima kasih kepada Barnier atas pengabdiannya selama masa jabatan singkatnya sebagai perdana menteri, dan menuduh kelompok sayap kanan dan sayap kiri Perancis bekerja sama dengan "front anti-republik" untuk menjatuhkan pemerintah.

Anggota parlemen Perancis memberikan suara mayoritas untuk memecat Barnier pada hari Rabu, hanya tiga bulan setelah dia ditunjuk oleh Macron.

Mosi tidak percaya yang menggulingkan kepemimpinan Barnier telah diajukan oleh aliansi sayap kiri New Popular Front (NFP), dan RN Le Pen.

Mereka bersatu mengecam pemerintah setelah mantan negosiator Brexit tersebut menggunakan kewenangan khusus untuk memaksakan anggarannya tanpa pemungutan suara.

Sebanyak 331 anggota parlemen memberikan suara mendukung mosi terhadap Barnier, jauh lebih banyak dari 288 yang dibutuhkan agar mosi tersebut dapat disahkan.

Barnier mengundurkan diri pada hari Kamis, dan anggaran tersebut secara otomatis ditarik. Ia akan tetap menjabat sebagai pejabat sementara bersama para menterinya hingga pemerintahan baru ditunjuk. Peran Macron tidak terpengaruh.

Macron telah banyak dikritik karena memutuskan untuk mengadakan pemilihan umum dadakan pada bulan Juli, yang menciptakan kebuntuan di parlemen dan meningkatkan krisis politik.

Ia mengakui bahwa keputusan yang diambilnya "tidak dipahami", dengan mengatakan: "Banyak yang menyalahkan saya karenanya dan saya tahu, banyak yang terus menyalahkan saya. Itu fakta dan itu tanggung jawab saya."

Berbicara langsung kepada para pemilih, ia mengatakan beberapa lawan politiknya telah memilih "kekacauan daripada tanggung jawab" dan bahwa mereka tidak memikirkan "Anda, para pemilih", yang menunjukkan bahwa fokus mereka adalah pada pemilihan presiden berikutnya.(*)