MAKASSAR, UNHAS.TV - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, menyatakan bahwa Indonesia berhasil menghentikan impor beras tahun ini. Selain itu, pemerintah juga mengambil keputusan untuk tidak lagi melakukan impor terhadap jagung, garam, dan gula.
Pernyataan tersebut disampaikan Zulkifli saat memimpin Rapat Koordinasi Bidang Pangan Provinsi Sulawesi Selatan yang berlangsung di Aula Tudang Sipulung, Jumat, 17 Januari 2025. Acara ini dihadiri oleh sejumlah perwakilan kementerian, lembaga terkait, dan pemerintah daerah.
Menurut Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu, pencapaian ini didukung oleh upaya optimalisasi lahan pertanian, yang menjadi fokus utama pemerintah.
Selain itu, nilai tukar petani juga ditingkatkan dengan menaikkan harga gabah dari Rp6.000 menjadi Rp6.500 per kilogram, sementara harga jagung naik dari Rp5.000 menjadi Rp5.500 per kilogram.
"Saya yakin kita bisa. Saya meyakini kita bisa dengan optimalisasi dan membuka lahan baru. Untuk menunjang ini, kita perbaiki nilai tukar petani; gabah dari Rp6.000 jadi Rp6.500, jagung dari Rp5.000 menjadi Rp5.500. Tapi yang lebih penting, semua harus diserap. Kita akan panen raya pada akhir Februari hingga April," ujar Zulkifli.
Menanggapi kekhawatiran mengenai dampak penghentian impor terhadap stok dan harga pangan, Zulkifli memastikan bahwa ketersediaan pangan nasional mencukupi.
Zulkifli Hasan menambahkan bahwa stok pangan di Indonesia saat ini dalam kondisi stabil, bahkan beberapa komoditas menunjukkan surplus.
"Biasanya, pada Januari harga naik, tapi sekarang alhamdulillah stabil. Tadi kita cek di lapangan, stok kita cukup. Bulog memiliki dua juta ton beras, ayam dan telur juga melimpah. Memang ada sedikit kekurangan pada cabai rawit, tapi cabai keriting dan bawang sudah mencukupi," katanya.
Zulkifli juga menegaskan bahwa keputusan pemerintah untuk menghentikan impor beberapa komoditas strategis ini merupakan langkah penting menuju kemandirian pangan.
"Kita sudah tidak impor lagi beras, dan kita juga putuskan untuk tidak impor garam, gula, dan jagung. Untuk mewujudkan ini, kita bekerja keras dan terus melakukan rapat koordinasi agar semangat para kepala daerah semakin tinggi," tegasnya.
Zulkifli menjelaskan bahwa pemerintah akan terus memantau dan mengevaluasi kebijakan ini dalam beberapa bulan ke depan.
"Kami meyakini bisa. Tentu nanti kita akan evaluasi, apakah pada bulan Maret atau Juni, kita lihat perkembangannya. Yang penting sekarang, semangat kita adalah menuju swasembada," ujarnya.
Kebijakan ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan para petani dan mempercepat Indonesia mencapai Swasembada pangan. (*)
(Rahmatia Ardi/Unhas.TV)