Sementara itu, sekitar 55 WNI lainnya dilaporkan masih tersebar di sekitar Myawaddy-Shwe Kokko, mencari tempat aman. KBRI Yangon terus berkomunikasi dengan otoritas Myanmar, lembaga kemanusiaan, dan jaringan lokal untuk membuka jalur evakuasi kemanusiaan yang aman.
"Pemerintah Indonesia menegaskan komitmen penuh untuk mengawal pelindungan dan pemulangan seluruh WNI korban eksploitasi ini," tambah pernyataan KBRI.
Untuk bantuan lebih lanjut, WNI atau keluarga dapat menghubungi hotline KBRI Yangon di +95 9 503 7055. KBRI juga mengimbau masyarakat Indonesia agar waspada terhadap tawaran kerja di luar negeri yang tidak resmi, terutama di wilayah konflik seperti Myawaddy dan Shwe Kokko yang rawan kejahatan siber serta TPPO.
"Jangan tergiur janji gaji besar tanpa verifikasi melalui saluran resmi," pesan KBRI.
Kejadian ini menjadi pengingat akan maraknya sindikat judi online lintas negara yang menyasar pekerja muda Indonesia. Pemerintah terus berupaya memulangkan ratusan WNI serupa dari Myanmar sejak tahun lalu, dengan lebih dari 500 orang telah dievakuasi secara bertahap.
Operasi Militer
Pelarian pekerja judi online di Myanmar ini terjadi setelah militer Myanmar melakukan operasi di daerah KK Park yang berdekatan dengan Thailand. Militer berhasil menangkap lebih 2.000 orang yang tersebar di 250 gedung di Myawaddy Township, Kayin State, yang dikenal sebagai kawasan penipuan, perjudian, dan pencucian uang.
Dari 2.198 orang yang ditahan terdapat 445 perempuan dan 98 petugas keamanan. Militer juga menyita 30 perangkat satelit Starlink yang dipakai untuk terhubung ke jaringan internet.
KK Park termasuk kawasan yang dicurigai punya hubungan dengan sindikat kejahatan China karena KK Park sendiri dibangun dan dikembangkan untuk melakukan penipuan online. Kawasan ini sangat dekat dengan perbatasan Thailand. Warga Thailand di perbatasan bahkan bisa melihat gedung-gedung yang dipakai untuk operasi kejahatan.(*)








