CALIFORNIA, UNHAS.TV- Pada awalnya, itu hanya salah ketik. Tapi siapa sangka, kesalahan kecil di ujung jari itu akan menjadi nama yang setiap hari diucapkan oleh miliaran manusia di seluruh dunia—dan bernilai lebih dari 1,8 triliun dolar AS di pasar global. Ya, itulah kisah di balik nama Google, raksasa teknologi yang hari ini telah menjadi pintu gerbang dunia digital.
Menurut laporan dari Daily Mail (5/4) , publik baru-baru ini dibuat terkejut oleh temuan yang membongkar arti sesungguhnya dari nama “Google”—tepat 27 tahun setelah perusahaan ini resmi berdiri pada tahun 1998. Nama itu ternyata bukanlah hasil pemikiran branding yang “sophisticated” melainkan hanya hasil ketikan yang keliru.
Dari Angka Fantastis Menuju Dunia Maya
Kisah ini bermula dari sebuah forum diskusi di Quora, tempat para pengguna internet bertanya-tanya: apakah “Google” merupakan singkatan dari sesuatu? Banyak spekulasi beredar, termasuk klaim yang menyebutnya singkatan dari “Global Organization of Oriented Group Language of Earth”—sebuah definisi yang terdengar megah, namun ternyata tak punya dasar dokumentasi resmi atau akademik yang sahih.
Sumber yang lebih valid justru mengungkap bahwa nama Google berasal dari kata “Googol”, sebuah istilah matematika yang merujuk pada angka 1 yang diikuti 100 nol. Istilah ini pertama kali diciptakan oleh Milton Sirotta, keponakan dari matematikawan Amerika Edward Kasner, yang masih berusia 9 tahun, pada tahun 1920. Inspirasi Sirotta untuk istilah tersebut mungkin berasal dari tokoh komik Barney Google. Kasner kemudian mempopulerkan istilah ini dalam bukunya yang berjudul Mathematics and the Imagination (1940).
Ketika Nama Besar Berasal dari Kesalahan Kecil
Dalam sebuah wawancara lama yang sering dikutip, Larry Page, salah satu pendiri Google, menceritakan bahwa saat ia dan rekannya Sergey Brin sedang mencari nama untuk proyek mesin pencari mereka, mereka sempat mempertimbangkan “Googol” sebagai pilihan. Namun saat seorang rekan mereka mencoba mengetikkannya, ia keliru menulis “Google”—dan dari situlah semuanya bermula. Typo itu disukai, dan akhirnya didaftarkan dan dipertahankan sebagai nama perusahaan.
“Kesalahan ini justru mencerminkan semangat proyek kami,” kata Larry Page dalam sebuah wawancara dengan CNBC, “yaitu mengorganisasi informasi dalam jumlah yang hampir tak terbayangkan.” ( CNBC Archives, 2004)