UNHAS.TV - Senja baru saja turun di langit Tamalanrea. Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) tampak biasa saja dari luar. Tapi di dalamnya, ada sesuatu yang tak biasa tengah bergulir.
Suara-suara merambat di udara, tidak berteriak, tidak juga memaksa. Lembut, tapi penuh daya. Itulah paduan suara mahasiswa—bukan sekadar nyanyian, tapi harmoni jiwa muda yang tak pernah lelah mengejar kesempurnaan.
Demikian gambaran sederhana dari ruangan Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Unhas di Gedung PKM. Satu ruang yang menyimpan ratusan prestasi, nasional, internasional.
Pada kesempatan ini, Unhas TV dalam program Unhas Story mengajak berbincang dua sosok penting dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Unhas.
Keduanya hadir untuk membuka cerita di balik prestasi-prestasi gemilang yang tak berhenti ditorehkan, baik tingkat nasional maupun panggung internasional.
Dua pria muda yang jadi motor penggerak UKM itu adalah Ikhwansyah Hanifa dan Farhan Aryadira. Ikhwan adalah Ketua Umum PSM Unhas periode 2024-2025, mahasiswa Agribisnis Fakultas Pertanian angkatan 2021.
Sedangkan Farhan, mahasiswa Teknik Informatika dari Fakultas Teknik, yang baru saja terpilih menjadi Ketua Umum untuk periode 2025-2026.
"Alhamdulillah baik," jawab Ikhwan ketika ditanya kabar oleh Zahra. Duduk di sampingnya, Farhan pun menimpali dengan senyuman dan jawaban serupa.
Dua pemuda ini memang berbeda latar akademik, tetapi disatukan oleh cinta pada harmoni suara dan semangat kolektif dalam UKM kebanggaan kampus merah itu.
Ketika diminta bercerita tentang sejarah PSM Unhas, Ikhwan menjelaskan bahwa secara resmi UKM ini berdiri pada 1998.
Namun, akar sejarahnya sudah tumbuh sejak 1978, bermula dari UKM Seni Musik. Di dalamnya ada vokal grup, band, dan paduan suara.
Sejak resmi berdiri, PSM Unhas aktif mengikuti kompetisi bergengsi yang digelar oleh yayasan internasional bernama Interkultur.
Tahun 2006 menjadi tonggak penting ketika PSM Unhas mengikuti kompetisi internasional pertamanya di Korea Selatan. Sejak saat itu, rentetan kemenangan terus dicetak.
Tahun 2023, mereka meraih juara satu di World Choir Games Korea Selatan, dilanjutkan dengan kemenangan di New Zealand (2024), dan terakhir di Vietnam (2025).
Ketika ditanya apa yang membuat PSM Unhas berbeda, Farhan menjawab dengan mantap, “Musik folklor adalah kekuatan kami.”
PSM menekankan pada lagu-lagu tradisional yang dipadukan dengan koreografi. Kombinasi ini menjadikan pertunjukan mereka tak hanya kuat secara vokal, tapi juga visual.
Lewat lagu-lagu daerah seperti Cing Cangkeling atau Yamko Rambe Yamko, PSM bukan hanya bernyanyi, tapi juga memperkenalkan identitas Indonesia ke panggung internasional.
Perjalanan Tak Selalu Mulus
>> Baca Selanjutnya