Polhum

Soal Mikrofon Dimatikan Saat Rakor Ketahanan Pangan, Bupati Lutra Sebut Tidak Benar

MAKASSAR, UNHAS.TV - Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani melakukan klarifikasi melalui media sosial tiktoknya terkait isu mikrofon yang dimatikan, saat dirinya menyinggung anggaran jalan Seko yang dialihkan ke Ibu Kota Nusantara (IKN) dalam rapat koordinasi ketahanan pangan, di Aula Tudang Sipulung Rujab Gubernur, Jumat (17/1/2025).

Dalam unggahan video berdurasi 5 menit 50 detik tersebut, Bupati Indah mengatakan jika kabar yang kini beredar dan viral di media sosial itu tidaklah benar.

Bahkan, Indah menyebut jika mik mati itu juga terjadi kepada pemimpin rapat, yakni Menteri Koordinator (Menko) Pangan, Zulkifli Hasan dan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. 

Kata Indah, hanya saja mik itu terhenti saat dirinya menyinggung proyek infrastruktur jalan Kecamatan Seko yang terhambat sehingga banyak pihak menyimpulkan jika tindakan itu adalah bentuk kesengajaan oleh oknum tertentu.

"Mik saya tidak dimatikan dan kejadian mik yang tidak berfungsi dengan baik sebenarnya bukan hanya saat saya berbicara, tetapi juga pada pembicara lain termasuk pak menko dan menteri pertanian. Mungkin ada masalah teknis gitu," jelasnya dalam video yang diunggah Minggu, 19 Januari 2025 itu.

"Kebetulan saja saat itu mik mati dipenghujung saat saya berbicara infrastruktur di Seko," tambah perempuan kelahiran Enrekang ini.

Sebelumnya, sejumlah pihak menyebut jika pembahasan infrastruktur di Seko dalam rapat koordinasi itu tidaklah tepat. Namun, Indah membantah dan mengatakan jika yang dibahasnya masih memiliki keterkaitan erat dengan ketahanan pangan. 

"Padahal dari awal saya sampaikan bahwa infrastruktur menuju ke Seko itu sangat erat kaitannya dengan ketahanan pangan," terangnya.

Menurut Indah, Kecamatan Seko telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi (RPJMD Pemprov) termasuk dalam RPJMD 2018-2023 Provinsi menjadi sentra pengembangan peternakan.

Bahkan, pada Desember 2024, Kementerian Pertanian Indonesia untuk kedua kalinya mendampingi pihak calon investor dari Vietnam melakukan kunjungan ke Seko dengan tujuan melihat lokasi yang akan dijadikan pengembangan sapi perah.

Selain itu, Kecamatan Seko juga dikenal sebagai satu dari tiga wilayah pengembangan pertanian organik, penghasil kakao, hingga kopi.

"PR nya itu salah satunya terkait dengan akses. Yang saya sampaikan kemarin itu sebenarnya bukan hal baru, hanya meminta agar perencanaan kelanjutan pembangunan infrastruktur jalan menuju ibu kota Kecamatan Seko bisa dilanjutkan karena perencanaan awal itu akan selesai di akhir 2024 lalu," ujar lulusan Universitas Hasanuddin ini.

"Tapi karena sesuatu dan lain hal anggarannya dialihkan ke tempat lain yang juga prioritas akhirnya tertunda. Jadi sekali lagi infrastruktur yang kami bicarakan semuanya terkait dengan infrastruktur dalam rangka mendukung program ketahanan pangan," tambah Indah. (*)


(Zulkarnaen / Unhas.TV)