Sosial

Tim PKM PoliPangkep Dampingi Inovasi Budidaya Karang Hias Eksitu untuk Dorong Ekspor Berkelanjutan

MAKASSAR, UNHAS.TV - Tim Pengabdian kepada Masyarakat dari Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan (PoliPangkep) melaksanakan program pendampingan inovasi teknologi budidaya karang hias eksitu kepada PT. Meydifarm Aquamarine Sustainable, Makassar, Kamis (17/7/2025).

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dengan skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat yang telah berlangsung sejak Juni 2025 dan akan berlanjut hingga Oktober 2025.

Program yang mengusung tema “Inovasi Teknologi Budidaya Karang Hias Eksitu sebagai Upaya Peningkatan Ekspor Berkelanjutan” ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas mitra dalam penerapan teknologi budidaya modern.

Bertempat di lokasi PT. Meydifarm Aquamarine Sustainable, Jl. Ir. Sutami No. 5, Kelurahan Parang Loe, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, kegiatan ini mencakup serangkaian tahapan yang sistematis mulai dari sosialisasi, pelatihan, penerapan teknologi, hingga evaluasi.

Ketua Tim PKM PoliPangkep, Syamsul Marlin Amir, S.T., M.Si., menekankan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal yang penting dalam upaya memperkuat sektor perikanan dan kelautan, khususnya dalam bidang budidaya serta pengelolaan sumber daya laut.

Ia menyatakan bahwa penerapan teknologi inovatif dalam budidaya karang hias eksitu sangat krusial guna mencapai keberlanjutan dan peningkatan nilai ekspor.

“Melalui pelatihan dan pendampingan ini, kami berharap mitra dapat meningkatkan kapasitas budidaya karang hias dengan pendekatan teknologi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Ini juga membuka peluang perluasan pasar hingga tingkat internasional,” ujar Syamsul Marlin Amir.



Tim PKM PoliPangkep melakukan pendampingan inovasi teknologi budidaya karang hias eksitu di PT Meydifarm Aquamarine Sustainble, Kamis (17/7/2025). (dok pkm polipangkep)


Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan pelatihan, tim PKM melibatkan narasumber dari kalangan praktisi dan akademisi. Salah satu pemateri utama adalah Prof. Dr. H. Mauli Kasmi, S.Pi., M.Si., yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Asosiasi Agribisnis Indonesia.

Prof Mauli memberikan paparan mengenai pentingnya inovasi dalam budidaya serta strategi pemasaran digital sebagai kunci utama dalam menembus pasar ekspor.

"Di era kekinian, inovasi yang dilakukan harus mencakup banyak hal. Mulai dari teknologi yang digunakan hingga model pemasaran digital, termasuk pemanfaatan media sosial. Yang tidak boleh dilupakan adalah inovasi dalam proses pengiriman ke luar negeri," ujarnya.   

Pengenalan Sistem Akuarium Tertutup

Anggota tim PKM lainnya, Ir. Andi Asdar Jaya, M.Si., menyampaikan bahwa pelatihan difokuskan pada pengenalan teknologi closed-system aquaculture atau sistem akuarium tertutup.

Teknologi ini memungkinkan kontrol penuh terhadap kualitas air, suhu, pH, serta pencahayaan, sehingga mampu menciptakan kondisi ideal bagi pertumbuhan karang hias eksitu.

“Dengan sistem ini, kami ingin mitra dapat mengurangi ketergantungan pada ekosistem laut alami sekaligus menjaga keberlangsungan spesies karang yang dibudidayakan,” terang Andi Asdar Jaya.

Selain pelatihan teknis, tim PKM juga memberikan materi terkait pemasaran digital. Ir. Asriany, M.Si., selaku anggota tim PKM, menjelaskan bahwa mitra diberikan pelatihan tentang pemanfaatan media sosial dan platform e-commerce untuk memasarkan produk karang hias secara lebih luas.



Tim PKM PoliPangkep melakukan pendampingan inovasi teknologi budidaya karang hias eksitu di PT Meydifarm Aquamarine Sustainble, Kamis (17/7/2025). (dok pkm polipangkep)


“Kami ingin membantu mitra tidak hanya dalam proses produksi, tapi juga dalam memperluas jangkauan pemasaran mereka ke konsumen nasional dan internasional. Branding dan pemasaran digital adalah instrumen penting dalam ekonomi digital saat ini,” tambah Asriany.

Kegiatan PKM ini merupakan bagian dari hibah yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) sebagai bentuk penguatan sinergi antara perguruan tinggi dan mitra usaha.

Program ini juga menjadi sarana untuk mengembangkan inovasi yang berdampak langsung terhadap penyelesaian permasalahan yang nyata di lapangan.

Menurut Syamsul Marlin Amir, kegiatan semacam ini menunjukkan bahwa perguruan tinggi tidak hanya berperan sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai motor penggerak pembangunan masyarakat melalui transfer pengetahuan dan teknologi.

“Melalui kemitraan dengan industri seperti PT. Meydifarm Aquamarine Sustainable, kami ingin menunjukkan bahwa riset dan inovasi dari kampus bisa langsung diterapkan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujar Syamsul.

Diharapkan, melalui rangkaian kegiatan PKM ini, PT. Meydifarm Aquamarine Sustainable dapat menghasilkan produk karang hias yang tidak hanya memenuhi standar internasional, tetapi juga memiliki daya saing tinggi di pasar ekspor.

"Dengan begitu, program ini tidak hanya berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi lokal, tetapi juga terhadap pelestarian lingkungan laut secara berkelanjutan," lanjutnya.

Program ini akan terus dievaluasi secara berkala hingga Oktober 2025 demi memastikan keberlanjutan dan efektivitasnya dalam mendukung pengembangan sektor perikanan dan kelautan, khususnya budidaya karang hias di Sulawesi Selatan. (*)