
Konferensi ini menjadi kesempatan baginya untuk berbagi wawasan dengan pakar lain serta memperkuat kolaborasi riset global.
Dalam surat undangan yang ditandatangani oleh Charles Kuan-Chou Lin, Presiden TAOMS, disebutkan bahwa acara ini bertujuan menjadi platform pertukaran ilmu dan kerja sama akademik.
Semangat Prof. Ruslin tetap menyala. “Ilmu harus terus berkembang dan dibagikan. Ini bukan hanya tentang saya, tetapi tentang bagaimana kita bisa membawa inovasi ke tingkat yang lebih tinggi,” ujarnya.
"Ini adalah kesempatan emas untuk berbagi pengetahuan dan memperkuat jaringan akademik. Saya berharap riset-riset kami dapat memberikan dampak nyata bagi perkembangan ilmu kedokteran gigi, khususnya di bidang bedah mulut dan maksilofasial," lanjutnya.
Kehadiran Prof Ruslin di Taiwan bukan hanya sebagai perwakilan Universitas Hasanuddin atau Indonesia, tetapi sebagai pionir inovasi medis yang siap membawa perubahan dalam dunia bedah mulut dan maksilofasial global.
Taiwan mungkin hanya satu titik dalam perjalanannya, tetapi dampaknya akan terus bergema di dunia ilmiah internasional.(*)