Unhas Story

Di Balik Tendangan Tapak Suci yang Sarat Prestasi, Ada Sosok Yusnamiarmi

UNHAS.TV - Yusnamiarmi tak pernah menyangka bahwa langkah kecilnya di lapangan sekolah SMP di Maros akan membawanya ke gelanggang kejuaraan nasional pencak silat.

Kala itu, gadis kecil kelas 9 ini sekadar ingin belajar membela diri. "Sebagai perempuan, kita harus bisa menjaga diri sendiri," katanya tegas, ketika ditemui di sela-sela latihan rutin Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pencak Silat Universitas Hasanuddin.

Kini, mahasiswi Ilmu Politik angkatan 2023 ini menjadi ketua UKM Pencak Silat Unhas. Ia bukan hanya pemimpin organisasi, tapi juga atlet berprestasi dengan catatan medali di berbagai kejuaraan. 

Di matanya, silat bukan sekadar tendangan dan pukulan. Ia adalah soal keyakinan, keberanian, dan kesetiaan pada nilai-nilai yang membentuk jati diri.

"Silat itu bukan soal tendangan atau pukulan. Ia soal disiplin, ketahanan mental, dan keberanian untuk berdiri di tengah gelanggang, tanpa takut," ujar Yusna --sapaan akrabnya.

Di balik penampilannya yang lembut dan santun, tersembunyi semangat baja seorang pendekar tapak suci. "Silat itu bukan ilmu hitam, bukan mistik. Kemenangan kami murni dari latihan, dari diri sendiri," tegasnya.

Yusna bukan atlet karbitan. Ia mengenal dunia bela diri sejak kelas IX SMP di Maros. Mulanya ia ingin ikut karate seperti sang kakak, tetapi sekolahnya hanya menyediakan ekstrakurikuler pencak silat.

Awalnya ragu. Silat dianggap olahraga tua, tidak populer, bahkan ada yang mengaitkannya dengan hal-hal mistis. Namun karena dorongan teman dan keinginan untuk bisa menjaga diri sebagai perempuan, Yusna mencoba—dan tak pernah menoleh ke belakang.

“Lama-lama saya sadar, silat itu seru. Di dalamnya saya belajar bukan cuma bertarung, tapi membentuk kepribadian,” katanya.

Dari jurus ke jurus, ia menemukan disiplin. Dari gelanggang ke gelanggang, ia menempa mental. “Silat mengajarkan percaya diri, keberanian berbicara di depan umum, dan tidak takut gagal.”

Pilihan Yusna jatuh pada Tapak Suci, salah satu perguruan silat yang bernaung di bawah Muhammadiyah. Di UKM Pencak Silat Unhas sendiri terdapat tiga aliran: Tapak Suci, Merpati Putih, dan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).

Ia merasa Tapak Suci berbeda. "Kami diajarkan bahwa kekuatan datang dari usaha dan keikhlasan. Tidak ada unsur mistik. Murni latihan dan doa," ucapnya.

Sebagai Ketua UKM, Yusna tak hanya sibuk mempersiapkan atlet untuk kejuaraan. Ia juga bertanggung jawab mengelola latihan gabungan, mengayomi anggota baru, dan menjaga kekompakan antar-perguruan.

“Latihan bersama atlet biasanya Selasa, Kamis, dan Sabtu malam. Cabang-cabang latihan sendiri di hari lain,” tuturnya.

Ia tahu tak semua anggota bisa bertahan. Ada yang semangat di awal, lalu hilang perlahan. “Mereka belum dapat esensinya. Silat bukan kegiatan musiman. Butuh konsistensi.”

Hari Terpanjang dalam Hidupnya

>> Baca Selanjutnya