Unhas Story

Di Balik Tendangan Tapak Suci yang Sarat Prestasi, Ada Sosok Yusnamiarmi




Ketua UKM Pencak Silat Unhas, Yusnamiarmi. (dok unhas.tv)


Yusna sendiri mengalami fase penuh perjuangan. Ia mengenang kejuaraan paling berkesan: Kejuaraan Rektor Cup Unhas 2022.

Saat itu ia masih SMA dan harus turun kelas agar sesuai kualifikasi. Ia menurunkan berat badan 3 kilogram dalam dua minggu. “Pagi, siang, sore saya lari. Makan hanya beberapa suap. Rasanya seperti hari terpanjang dalam hidup saya,” kenangnya.

Usahanya tak sia-sia. Ia meraih juara tiga, mengalahkan atlet-atlet yang lebih berpengalaman. “Saya menangis. Bukan karena podium, tapi karena saya membuktikan bisa melampaui batas sendiri.”

Bagi Yusna, kunci menjadi atlet bukan hanya latihan keras, tapi juga doa dan restu orang tua. Ia menyebutnya “jalur langit.”

“Kita boleh hebat secara teknik, tapi hasil akhir tetap di luar kendali. Doa dan restu itu yang menguatkan saya,” ujar mahasiswi asal Kabupaten Maros ini.

Di tengah kesibukan sebagai mahasiswa politik dan pemimpin UKM, Yusna tetap menjaga latihan. Ia menganggap dirinya adalah atlet dan pembelajar.

“Ilmu politik mengasah logika dan analisis. Silat mengasah disiplin dan keberanian. Keduanya saling melengkapi.”

Saat ditanya siapa atlet idolanya, Yusna tersenyum. “Saya idolakan diri saya sendiri. Karena dari saya lah perjuangan ini dimulai.”

Seperti jurus silat yang menuntut keseimbangan antara tubuh dan pikiran, Yusna menyeimbangkan ambisinya dengan prinsip. Ia bukan hanya pendekar di gelanggang.

Ia adalah contoh bahwa kelembutan dan ketegasan bisa berjalan seiring. Bahwa perempuan bisa menjadi tangguh, bukan untuk mengalahkan, tapi untuk bertahan dan membela—terutama dirinya sendiri.

“Kalau bukan kita yang jaga diri, siapa lagi?” katanya pelan. Lalu tersenyum. (*)