Mahasiswa
News

Kelor Jadi Cookies Bergizi, Inovasi Mahasiswa KKN untuk Lawan Stunting di Desa Bulolohe

BULUKUMBA, UNHAS.TV - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Hasanuddin di Desa Bulolohe, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, melaksanakan program inovatif dari tema besar KKN yaitu Ketahanan Pangan dan Pencegahan Stunting.

Bertempat di rumah Kepala Desa Bulolohe, kegiatan ini dilaksanakan pada 23 Juli 2025 dan dihadiri oleh masyarakat setempat, khususnya Ibu-ibu PKK dan ibu rumah tangga. Kehadiran mereka mencerminkan antusiasme masyarakat dalam mendukung upaya pencegahan stunting berbasis pangan lokal.

Program inovatif tersebut bertajuk “Pemanfaatan Daun Kelor sebagai Inovasi Pangan Fungsional dalam Pencegahan Stunting Melalui Produk Cookies Bergizi”. 

Kegiatan ini diinisiasi oleh Muh Iqbal, mahasiswa KKN yang melihat potensi besar daun kelor sebagai bahan pangan lokal yang kaya manfaat namun belum banyak diolah menjadi produk bernilai tambah.

Dalam pemaparannya, Muh Iqbal menjelaskan bahwa daun kelor (Moringa oleifera) merupakan tanaman yang tumbuh subur di Desa Bulolohe dan memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi.

Daun kelor mengandung vitamin A, vitamin C, kalsium, zat besi, dan antioksidan yang sangat penting untuk tumbuh kembang anak dan sistem imun keluarga.

"Daun kelor adalah superfood lokal. Dengan pengolahan yang tepat, kita bisa menjadikannya pangan fungsional yang disukai anak-anak, salah satunya dalam bentuk cookies," jelas Muh Iqbal.

Acara dilanjutkan dengan sesi demonstrasi langsung pembuatan cookies berbahan dasar daun kelor kering yang berasal dari kebun warga.

Prosesnya sederhana dan bisa dilakukan oleh ibu rumah tangga di rumah, mulai dari pengeringan daun, penggilingan, pencampuran adonan, hingga proses pemanggangan.

Para peserta tidak hanya mencatat resep, tetapi juga mencoba secara langsung proses pembuatannya. Hasil cookies dibagikan untuk dicicipi bersama, dan mendapat respons positif dari para ibu yang hadir.

"Saya senang karena ini bisa jadi camilan sehat untuk anak-anak saya di rumah. Biasanya anak-anak tidak mau makan sayur, tapi kalau bentuknya kue begini pasti mereka suka," ujar salah satu peserta

Selain demo masak, Muh Iqbal juga memberikan penyuluhan mengenai pentingnya pencegahan stunting dan peran gizi mikro yang terkandung dalam daun kelor. Stunting bukan hanya soal tinggi badan, tapi berpengaruh pada kecerdasan dan kesehatan anak jangka panjang.

Dengan mengolah bahan lokal seperti daun kelor menjadi produk olahan menarik, masyarakat didorong untuk lebih kreatif dalam menciptakan menu sehat keluarga.

Program ini menjadi contoh nyata bahwa upaya pencegahan stunting bisa dilakukan mulai dari rumah tangga, dengan memanfaatkan sumber daya lokal secara kreatif dan berkelanjutan.

Melalui edukasi dan inovasi sederhana seperti cookies kelor, diharapkan semakin banyak keluarga yang sadar pentingnya gizi dan mampu berperan aktif dalam menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan bebas stunting. (*)