Pendidikan

Lagi, 4 Guru Besar Baru Unhas Dikukuhkan, Bidang Antropologi Kekuasaan hingga Vitreoretina Kedokteran


Pada kesempatan keempat, tampil Prof Habibah memberikan penjelasan tentang "Upaya Pencegahan Kebutaan Akibat Diabetik Retinopati dalam Menghadapi Bonus Demografi". Kebutaan akibat gangguan retina meningkat terutama akibat komplikasi diabetes mellitus (DM). 

Prevalensi DM saat ini di dunia dilaporkan mencapai 10.1%, di Indonesia mencapai 9.19%, DM yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan komplikasi antara lain stroke, gangguan kardiovaskular, gangguan ginjal dan retinopati.



Prof. Habiba (dok Humas Unhas)


Diperkirakan, sepertiga dari total pasien DM akan menderita Retinopati Diabetik (RD) dan sepertiga dari kelompok itu mengalami vision threatening bila tidak dilakukan tindakan pencegahan.

Prof Habibah menjelaskan, peningkatan kadar gula darah akan menyebabkan perubahan biokimia pada sel, baik pada retina maupun pembulu darah.

Sehingga, dapat menimbulkan stress oksidatif, kebocoran dinding pembuluh darah, tersumbatnya aliran pembuluh darah, reaksi inflamasi, dan bahkan kematian sel. 

“Tatalaksana pencegahan terjadinya RD atau pencegahan RD atau pencegahan progresivitas harus dilakukan dari hulu yaitu control ketat DM, tekanan darah dan kolesterol yang seringh timbul bersamaan. Kontrol factor resiko dan pengaturan nutrisi juga menjadi esensial dalam hal pencegahan retinopati diabetic,” jelas Prof Habibah.

Skrining suplementasi antioksida dianjurkan untuk menekan stress oksidatif yang dapat terjadi di seluruh bagian tubuh termasuk mata.

Skrining RD harus dilakukan sesuai dengan yang dianjurkan oleh AAO, RCO atau skrining retina dianjurkan paling sedikit satu tahun sekali agar dapat diberikan terapi yang tepat dan segera walaupun belum ditemukan keluhan penglihatan. (*)