Kemajuan
dalam Matematika dan Bahasa dan Sastra
Menurut hasil penelitian, pembelajaran filsafat membantu kemajuan dalam bidang bahasa, sastra, dan matematika. Di kelas filsafat, anak-anak belajar bernalar, mendengarkan satu sama lain, menggunakan logika dan membuat kesimpulan, serta belajar memecahkan masalah. Karena itu, mereka mengalami kemajuan dalam matematika, bahasa, dan sastra. Filsafat pada dasarnya mengedepankan rasionalitas. Mempelajari filsafat mengajarkan siswa untuk membenarkan argumen, alasan untuk mendukung suatu posisi, dan alternatif.
Memperkuat Imajinasi
dan Pemikiran Kreatif
Selain sebagai mata pelajaran yang logis dan rasional, filsafat juga dianggap sebagai mata pelajaran kreatif yang memperkuat imajinasi dan pemikiran anak. Kelas ini merupakan kesempatan untuk berimajinasi secara bebas, mempertanyakan asumsi, dan mempertimbangkan konsep-konsep seperti keadilan, kebenaran, dan keindahan.
Kelas filsafat menciptakan ruang bermain ide dan membuka pikiran anak untuk mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru. Anak-anak kemudian suka bertanya dan membicarakan apa yang mereka ketahui, sehingga mempraktikkan dan memulai filsafat lebih mudah bagi anak-anak dibandingkan orang dewasa.
Meningkatkan Rasa
Ingin Tahu
Filsafat menjawab pertanyaan-pertanyaan besar dan mendalam serta memperkuat rasa ingin tahu dan keingintahuan anak-anak tentang dunia di sekitar mereka. Filsafat ingin anak-anak terlibat dengan pertanyaan dan berupaya menemukan jawaban.
Anak-anak terus-menerus berpikir dan tenggelam dalam pikirannya. Mereka memperoleh pengetahuan dan mencoba menggunakan pengetahuan mereka. Anak-anak ingin pengalaman mereka bermakna, berharga, menarik, adil, dan indah.
Filsafat memberikan kesempatan kepada anak untuk memiliki rasa ingin tahu dan mengeksplorasi konsep-konsep baru, meningkatkan pemikirannya dan mengenal dunianya lebih baik melalui rasa ingin tahu.
Memperkuat Pemikiran
Kritis dan Kreatif
Tujuan utama pendidikan seharusnya membantu anak menjadi lebih berakal sehat. Kewajaran pada dasarnya adalah kecenderungan sosial. Orang yang berakal menghormati orang lain dan siap mempertimbangkan pendapat dan perasaan mereka sampai pada titik mengubah pendapatnya mengenai isu-isu penting dan dengan sengaja membiarkan orang lain mengkritik pandangannya.
Mengajarkan
filsafat kepada anak dapat memberikan banyak manfaat dan membimbing pemikiran,
penalaran, dan kesimpulan anak. Filsafat mengajarkan anak untuk bersikap masuk
akal, mengemukakan gagasan, menghargai pendapat orang lain, dan berkomunikasi
secara efektif. Walaupun di permukaan tampak sulit bagi anak-anak untuk
mempelajari dan memahami filsafat, namun mereka memiliki kemampuan untuk
memahami dan mempelajari filsafat.
“Filsafat
untuk Anak” merupakan salah satu cara untuk memudahkan anak-anak mempelajari
filsafat. Filsafat memiliki konsep yang mendalam dan mengajak anak berpikir
tentang dirinya dan dunia.
Mendidik
anak-anak yang berpikir akan menghasilkan masyarakat yang dinamis dan berpikir,
dan keuntungan ini memperjelas perlunya mengajarkan filsafat kepada anak-anak.
*Penulis, Pengajar Mata Kuliah Filsafat di Fakultas Ilmu
Budaya, Universitas Hasanuddin