Ekonomi

SuperSUN, Super Sejahtera di Pulau Laiya dan Polewali



Wakil Kepala SMP 5 Satap Liukang Tupabbiring Utara, Ziaul Haq, membenarkan ucapan kepala desanya. Ziaul Haq menuturkan, selalu kesulitan melaksanakan kurikulum yang telah ditetapkan pemerintah, khususnya untuk pembelajaran interaktif.

"Bagaimana mau interaktif kalau listriknya hanya bisa di malam hari? Komputer, printer, dan proyektor tidak bisa dipakai di jam pelajaran. Berisiko kalau dipaksa untuk dipakai di siang hari, gampang rusak," katanya.

Kini, setelah satu perangkat SuperSUN dipasang di sekolah itu, pelajar di sekolah itu makin giat belajar. Model pembelajaran interaktif akhirnya bisa dilakukan setiap hari.

SuperSUN juga punya peran meningkatkan perekonomian warga Pulau Laiya dan Pulau Polewali yang umumnya nelayan. Bagi nelayan, mereka sudah bisa mengawetkan tangkapan mereka dengan freezer. Mereka juga sudah tidak perlu ke kota untuk membeli es batang sebelum melaut. Sebelumnya, mereka harus langsung menjual tangkapan mereka ke daratan sebelum kesegarannya hilang. 

Dampak lainnya, istri-istri mereka kini punya pekerjaan baru untuk menambah penghasilan dengan berjualan es, seperti yang dengan Tiara.

Tiara sudah berubah drastis dari seorang ibu rumah tangga biasa menjadi pelaku bisnis kecil-kecilan. Ia memanfaatkan kulkas tua untuk untuk menjajakan makanan dan minuman dingin di warung kelontongannya.

Omzetnya meningkat sejak mendapat fasilitas SuperSUN menjadi Rp 80 ribu hingga Rp 250 ribu per hari.  

Keuangannya ikut membaik karena bisa irit biaya listrik. Saat mengandalkan genset, ia harus mengeluarkan Rp 210 ribu per bulan, tetapi dengan SuperSUN ia cuma membayar Rp 50 ribu per bulan. 

Sektor kesehatan juga ikut terbantu dengan kehadiran PLN. Bidan Puskesdes Pulau Laiya, Siti Farida, berkisah, ia pernah harus menjahit luka seorang warga di malam hari mengandalkan senter karena genset sudah berhenti beroperasi. Ia yakin, pengalaman itu tidak akan terulang dengan hadirnya lstrik dari PLN.

Manajer UPL PLN Pangkep Bustamin mengatakan, penyediaan Super SUN di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan adalah hasil kolaborasi dengan pemerintah setempat untuk mengatasi masalah kelistrikan. Bustamin berharap, akan lebih banyak perangkat SuperSUN di pulau-paulau lainnya di kabupaten itu.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Budiono, mengatakan, hingga September 2024, Rasio Elektrifikasi di Sulawesi Selatan telah mencapai 99,99%. 

Capaian itu, salah satunya dengan program SuperSUN yang menjadi salah satu alternatif terbaik untuk wilayah kepulauan sepeti di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. 

"Kami optimis, upaya ini akan meningkatkan kesejahteraan. Dengan adanya listrik, nelayan dapat menggunakan kulkas untuk menyimpan ikan. Hasil tangkapan lebih awet, penjualan meningkat, dan otomatis perekonomian menjadi lebih baik," tutup Budiono.(*)