MAKASSAR, UNHAS.TV - Komunikasi menjadi jembatan penting dalam membangun interaksi antarmanusia. Namun bagi penyandang disabilitas rungu, keterbatasan bahasa kerap menjadi penghalang untuk berpartisipasi aktif di lingkungan sosial maupun pendidikan.
Menjawab tantangan tersebut, Pusat Disabilitas (Pusdis) Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali menggelar Kelas Bahasa Isyarat sebagai bagian dari upaya mewujudkan kampus yang inklusif dan ramah bagi semua kalangan.
Kegiatan berlangsung di Taman Inklusi Jalinan Jiwa, Kampus Unhas Tamalanrea, pada Jumat (3/10/2025). Sekitar 30 peserta yang terdiri atas mahasiswa dan masyarakat umum tampak antusias mengikuti sesi pembelajaran Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo).
Dalam kelas tersebut, peserta diajak mengenal huruf, kosakata dasar, hingga praktik percakapan sehari-hari menggunakan bahasa isyarat.
Fasilitator yang hadir merupakan instruktur berpengalaman sekaligus perwakilan dari komunitas tuli, sehingga pembelajaran berlangsung interaktif dan kontekstual.
Peserta tampak bersemangat mengikuti setiap gerakan tangan yang ditunjukkan instruktur, menirukannya berulang kali dengan penuh antusias.
.webp)
Sejumlah mahasiswa mengikuti kelas bahasa isyarat di Taman Inklusi Jalinan Jiwa, Kampus Unhas Tamalanrea, pada Jumat (3/10/2025). (dok unhas.tv)
Fitrah Ramadhan, mahasiswa Sastra Indonesia sekaligus founder Kelas Bahasa Isyarat Pusdis Unhas, menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi ruang belajar terbuka bagi siapa saja yang ingin memahami cara berkomunikasi dengan penyandang disabilitas rungu.
“Setiap pekan, jumlah peserta yang hadir sekitar 20 hingga 30 orang. Namun di grup WhatsApp program ini sudah tercatat lebih dari 400 anggota,” ungkapnya.
Menariknya, seluruh peserta dapat mengikuti kelas ini secara gratis. Fitrah menegaskan, tujuan utama kegiatan ini bukan hanya mengajarkan bahasa isyarat, tetapi juga menumbuhkan kesadaran bahwa setiap orang memiliki hak yang sama dalam berkomunikasi.
“Kami ingin semua merasa punya ruang yang setara. Karena itu kelas ini dibuka gratis agar siapa pun bisa ikut belajar tanpa hambatan,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Junaidi, juru bahasa isyarat dari Pusdis Unhas. Ia menekankan pentingnya kebersamaan dalam membangun masyarakat inklusif.
“Kita semua punya hak yang sama sebagai manusia. Melalui kelas ini, kami ingin mengajak semua orang bergerak bersama agar komunikasi bisa terjalin lebih luas,” kata Junaidi.
Bagi masyarakat yang tertarik mengikuti kegiatan ini, informasi lebih lanjut dapat diperoleh melalui laman resmi dan akun media sosial Pusat Disabilitas Universitas Hasanuddin.
(Zahra Tsabitha Sucheng / Unhas.TV)