MAKASSAR, UNHAS.TV - Rudal hipersonik telah menjadi sorotan dalam dunia militer karena kecepatan, ketepatan, dan kemampuannya yang sulit dilacak. Berbeda dari rudal balistik atau jelajah konvensional, rudal hipersonik menawarkan keunggulan strategis yang signifikan, namun juga menimbulkan tantangan besar bagi sistem pertahanan udara, termasuk Iron Dome milik Israel.
Rudal hipersonik adalah senjata yang mampu melaju dengan kecepatan melebihi Mach 5 (lima kali kecepatan suara, sekitar 6.100 km/jam). Tidak hanya cepat, rudal ini juga memiliki kemampuan manuver selama penerbangan, membuat lintasannya sulit diprediksi.
Dengan kecepatan yang jauh melampaui rudal konvensional, rudal hipersonik dapat mencapai target dalam waktu singkat, memberikan sedikit waktu bagi sistem pertahanan untuk bereaksi. Sebagai contoh, rudal hipersonik dapat menempuh jarak 2.000 km dalam waktu kurang dari 15 menit.
: Berbeda dari rudal balistik yang mengikuti lintasan parabolic tetap, rudal hipersonik dapat bermanuver di dalam atmosfer. Kemampuan ini, sering disebut sebagai hypersonic glide vehicle atau maneuverable reentry vehicle, memungkinkan rudal untuk menghindari sistem pertahanan udara.
Rudal hipersonik sering dilengkapi teknologi untuk mengurangi deteksi radar, seperti material penyerap radar atau desain aerodinamis khusus. Ini membuatnya sulit dilacak oleh sistem pertahanan konvensional.
Kelebihan lainnya ada pada sisi fleksibilitas serangan. Rudal hipersonik dapat membawa berbagai jenis hulu ledak, baik konvensional maupun nuklir, dan menyerang target dari berbagai arah, meningkatkan efektivitas serangan strategis.
Keunggulan ini menjadikan rudal hipersonik sebagai ancaman besar, terutama bagi negara-negara dengan sistem pertahanan udara canggih sekalipun.
Siapa Saja yang Mengembangkan Rudal Hipersonik?
Beberapa negara telah berinvestasi besar dalam pengembangan rudal hipersonik, melihat potensinya untuk mengubah dinamika perang modern. Negara-negara yang dikonfirmasi memiliki kemampuan atau sedang mengembangkan teknologi ini meliputi Amerika Serikat, Iran, Rusia, Tiongkok, dan India.
>> Baca Selanjutnya