UNHAS.TV - Lama tak terlihat, Eka Sastra, mantan anggota DPR RI dan pernah jadi Komisaris Utama PT Pupuk Kaltim, akan segera mengeluarkan buku barunya, yang berjudul Ekonomi Politik: Dari Kuasa Negara, Kuasa Pasar, Hingga Kuasa Digital.
“Sebagai akademisi, saya sudah lama ingin menulis satu buku utuh, yang merangkum semua khasanah teori ekonomi politik, serta memperkaya buku itu dengan pengalaman praktis,” katanya.
Setelah mengakhiri jabatan sebagai anggota DPR RI, dan sempat menjadi staf khusus di Kementerian Investasi, Eka Sastra kembali ke kampus dan menjadi akademisi di Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin.
Saat kembali mengajar dan bersentuhan dengan berbagai teori, Eka merasa ada banyak hal yang perlu terus diperdalam. Ada teori yang relevan dan tidak. Ada banyak isu-isu ekonomi, khususnya data, digital dan platform, yang perlu mendapatkan arah baru. Untuk itu, dia memutuskan untuk menulis buku yang diperkaya pengalamannya selama menjadi praktisi.
Eka mengungkap bahwa buku ini bermula dari satu bab disertasinya diterbitkan Mizan Grup, dan berjudul Berburu Rente. Bab itu lalu dikembangkan menjadi bahan ajar dan kaya referensi yang menghubungkan teori dengan realitas kekuasaan di Indonesia.
“Ekonomi politik masih langka dalam literatur akademik kita. Padahal, dalam kenyataannya, tak ada kebijakan ekonomi yang steril dari kepentingan politik. Begitu pula, kekuasaan politik kerap digerakkan oleh logika ekonomi,” tulisnya.

Buku ini hadir sebagai upaya menyeluruh untuk menyelami lanskap ekonomi politik yang terus bergerak, dari teori klasik tentang kekuasaan dan distribusi sumber daya hingga fenomena mutakhir seperti dominasi platform digital dan kekuatan algoritma.
Buku ini dibagi menjadi dua volume. Volume pertama mengulas fondasi teoretis, sejarah pemikiran, dan dinamika relasi negara–pasar. Volume kedua membahas isu-isu kontemporer seperti kapitalisme digital, ekonomi data, krisis iklim, otoritarianisme baru, dan geopolitik sumber daya.
Dengan pendekatan interdisipliner, Eka memadukan pandangan tokoh-tokoh besar ekonomi. Mulai dari Adam Smith, Karl Marx, hingga Michel Foucault, lalu mendialogkannya dengan studi-studi mutakhir seperti Thomas Piketty, Daron Acemoglu, dan Shoshana Zuboff.