Kesehatan

Manfaat Puasa untuk Detoksifikasi Tubuh, Ini Rahasia Mekanisme Autofagi?


Prof. dr. Veni Hadju, MSc, PhD


Namun, manfaat puasa hanya bisa dirasakan secara optimal jika dilakukan dengan pola makan yang seimbang saat sahur dan berbuka.

Prof. Venny menyarankan agar makanan yang dikonsumsi saat berbuka mengandung karbohidrat kompleks, protein, serat, serta cukup cairan untuk menjaga keseimbangan tubuh. "Hindari makanan tinggi gula dan lemak jenuh karena dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang drastis," tambahnya.

Dalam konteks medis, beberapa dokter bahkan merekomendasikan puasa sebagai bagian dari terapi bagi pasien obesitas dan hipertensi. Dengan membatasi waktu makan, seseorang lebih mudah mengontrol asupan kalori dan menghindari kebiasaan makan berlebihan yang berisiko bagi kesehatan.

Di berbagai negara, tren intermittent fasting atau puasa berkala juga semakin populer sebagai metode diet sehat. Banyak yang mengadopsi konsep ini karena terbukti membantu dalam menurunkan berat badan, memperbaiki fungsi pencernaan, serta mengurangi peradangan dalam tubuh.

Lebih jauh lagi, dari perspektif sosial, puasa Ramadan juga membawa dampak positif dalam kehidupan bermasyarakat. Solidaritas dan kepedulian terhadap sesama meningkat karena umat Muslim diajarkan untuk berbagi dan memahami perjuangan mereka yang kurang beruntung.

Dengan berbagai manfaat yang telah dibuktikan oleh ilmu pengetahuan, puasa Ramadan bukan hanya sekadar kewajiban ibadah, tetapi juga sarana untuk menjaga kesehatan tubuh dan mempererat hubungan sosial.

Kombinasi antara spiritualitas dan manfaat biologis inilah yang menjadikan Ramadan sebagai momen yang begitu berharga bagi umat Muslim di seluruh dunia. (*)


(Venny Septiani Semuel / Unhas.TV)