Unhas Figure

Profesor Sumbangan Baja, Seniman Geo-Spasial di Birokrasi Unhas

Prof Sumbangan Baja dalam satu acara

Jejak Sumbangan Baja bisa dilihat di banyak kota dan kabupaten yang didampinginya. Sebagai saintis dan seniman, dia mengolah data menjadi imajinasi, yang kemudian menjadi rencana-rencana konkret untuk pembangunan. Dia menjadi mitra bagi banyak pemerintahan demi Menyusun tata ruang yang berkeadilan, baik bagi manusia, maupun ekologis.

Pengalaman sebagai konsultan terus bertambah. Jam terbangnya sebagai konsultan internasiponal terus bertambah. Dia ikut merancang stadion yang dipakai untuk Olimpiade Sydney. Dia bekerja di beberapa lembaga asing. Dia menguasai database, manajemen, serta pemetaan.

Bersama Asia Development Bank (ADB), dia terlibat dalam proyek besar, di antaranya adalah pemetaan mangrove atau hutan bakau. Dia membantu pemerintah untuk melindungi mangrove di Indonesia.

Sekian lama bekerja, dia dalam dilemma, apakah melanjutkan pendidikan sebagai doctor, ataukah terus bekerja di berbagai lembaga. Dia memilih untuk mengasah pengetahuannya dengan melanjutkan pendidikan doktor di Sydney, Autsralia. Dia mengambil program Geo-Science, yang merupakan induk dari Geo-Spasial. Dia menempuh pendidikan doktor sejak tahun 1998-2002.

Sepulang kuliah, dia kembali diminta untuk bekerja di beberapa Kementerian. Namun dia memilih untuk pulang ke kampus yang membesarkannya. Dia menjalankan amanah sebagai dosen dan pengajar. Meskipun fasilitasnya minim, dia tidak patah arang. Dia bertekad untuk memperbaiki situasi.

“Saat itu saya banyak cita-cita, tapi fasilitas terbatas. Hingga satu saat, saya diberi posisi, mulai dari ketua ad hoc, hingga Ketua Departemen Ilmu Tanah. Saya seorang saintis, tapi dalam perjalanan kita perlu memimpin, untuk memperbaiki. Teman-teman meminta saya jadi dekan. Hingga akhirnya saya terpilih,”katanya.

HALAMAN SELANJUTNYA -->

>> Baca Selanjutnya