Internasional

Zohran Mamdani: Kisah 'Suara Palestina' Menembus New York di Tengah Gelombang Islamofobia



Selamat kepada Zohran Mamdani, Calon Walikota dari Partai Demokrat untuk Kota New York. Kredit: Team AOC.
Selamat kepada Zohran Mamdani, Calon Walikota dari Partai Demokrat untuk Kota New York. Kredit: Team AOC.


Latar Belakang dan Pandangan Politik Zohran Mamdani

Mamdani lahir di Uganda. Ayahnya, Yusuf Mamdani, adalah seorang imigran India-Uganda, dan ibunya adalah seorang aktivis terkenal. Ia menghabiskan masa kecilnya di Uganda sebelum kemudian bermigrasi ke Amerika Serikat. Zohran Mamdani sendiri memiliki latar belakang pendidikan yang kuat, lulusan dari Universitas Yale dengan gelar di bidang Antropologi. Pengalaman hidupnya sebagai imigran dan pemahamannya tentang isu-isu global membentuk pandangan politiknya yang progresif.

Zohran Mamdani adalah seorang Muslim. Meskipun detail mazhab spesifiknya tidak secara luas dipublikasikan atau menjadi fokus utama dalam diskursus politiknya, identitas Muslimnya adalah bagian integral dari dirinya. Baginya, nilai-nilai keadilan sosial dan dukungan terhadap kelompok yang tertindas berakar kuat dari keyakinannya.

Kampanye Zohran Mamdani menonjolkan tema keadilan sosial, kesetaraan ekonomi, dan keberpihakan pada masyarakat marjinal. Meskipun tidak ada satu "slogan" tunggal yang terus-menerus diulang secara masif di luar konteks yang tersedia saat ini, pidato dan kampanyenya secara konsisten menekankan pentingnya perumahan yang terjangkau, layanan kesehatan universal, dan penegakan keadilan bagi semua, terlepas dari latar belakang ras atau agama. Pendekatannya yang lugas terhadap isu Palestina seringkali menjadi tagline tersirat yang menarik dukungan dari komunitas pro-Palestina dan anti-perang.

Cita-cita Mamdani melampaui sekadar menduduki jabatan politik. Ia berambisi untuk menciptakan New York yang lebih inklusif dan adil, di mana kesenjangan ekonomi berkurang, hak-hak minoritas dihormati, dan kota tersebut menjadi mercusuar bagi keadilan global. Ia adalah bagian dari gelombang politikus muda yang ingin melihat perubahan fundamental dalam sistem politik Amerika.

Gelombang Islamofobia dan Ancaman di Balik Kemenangan

Pasca-kemenangan Mamdani, lonjakan postingan anti-Islam dan gelombang kebencian di media sosial tak terelakkan. Pihak-pihak yang dekat dengan Donald Trump, termasuk putranya, Donald Trump Jr., turut menggemakan sentimen anti-Muslim. Donald Trump Jr. bahkan menulis di platform X bahwa "kota New York telah runtuh" akibat kemenangan Mamdani, sebuah pernyataan yang sarat bias dan fanatisme.

Situasi ini cukup serius hingga Departemen Kepolisian New York (NYPD) mengumumkan bahwa unit kejahatan kebencian mereka sedang menyelidiki ancaman-ancaman anti-Islam yang diterima oleh Mamdani. Politisi Republik juga ramai-ramai menuduh Mamdani sebagai "anti-Semit" karena kritiknya terhadap Israel dan tuduhannya terkait genosida di Gaza. Mamdani dengan tegas mengutuk tuduhan tersebut, menegaskan bahwa mengkritik kebijakan Israel berbeda dengan anti-Semitisme.

>> Baca Selanjutnya