Amril Taufik Gobel
Vice President Procurement EPC dan Investasi, Divisi Supply Chain Management PT Nindya Karya / Ketua Bidang Komunikasi dan Informatika IKA Teknik Unhas
"Ketika semua tampak runtuh, mimpi terbesar kita adalah tetap mampu membahagiakan diri dan orang lain." —Nelson Mandela
Fenomena Rojali —singkatan dari Rombongan Jarang Beli— dan Rohana —Rombongan Hanya Nanya— belakangan ramai menghiasi berita ekonomi dan sosial Indonesia.
Mereka adalah kelompok pengunjung mall yang datang ramai-ramai, mengitari toko, menanyakan harga, bahkan mencoba produk, namun jarang atau bahkan tidak sama sekali melakukan pembelian.
Mal tetap penuh, kasir tetap sepi. Fenomena ini lebih dari sekadar kebiasaan belanja: ia merupakan barometer ketidakstabilan ekonomi, disrupsi digital, tekanan geopolitik global, dan tantangan domestik yang menumpuk saat ini.
Fenomena ini muncul tidak dalam ruang hampa. Kepercayaan konsumen di Indonesia menghadapi tantangan serius, dengan keamanan finansial menjadi prioritas utama bagi 23% konsumen pada 2024.

Sementara itu, proporsi konsumen yang menjadi lebih hati-hati dalam pengeluaran mereka terus meningkat mengingat tekanan inflasi yang masih terasa. Angka-angka ini bukan sekadar data statistik dingin, tetapi refleksi dari jutaan keluarga Indonesia yang berjuang mempertahankan dignitas sosial di tengah tekanan ekonomi yang semakin mengencang.
>> Baca Selanjutnya